Pages

TRADISI LANAH SHURUL KHAN THIFAN POKHAN

KURIKULUM TAMID PEMULA (ANGGOTA BARU)
Rincian kurikulum tamid bisa dilihat pada proposal latihan atau bisa ditanyakan kepada pelatih setempat !!


TRADISI LANAH SHURUL KHAN THIFAN POKHAN
Tradisi yang diajarkan di lanah-lanah atau lembaga-lembaga pesantren dengan doktrin Thifan, di antaranya adalah :
  1. Tidak menyekutukan Allah, tidak percaya pada takhayul, khurafat dan tidak berbuat bid’ah dalam syara
  2. Berusaha amar ma’ruf nahi munkar (mengajak berbuat kebajikan dan melarang berbuat kemungkaran)
  3. Bertindak teliti dan tekun mencari ilmu
  4. Tidak menganut asas ashobiah (kesukuan, kelompok)
  5. Tidak menggunakan lambang-lambang, upacara-upacara, dan penghormatan-penghormatan yang menyalahi syara
Adanya doktrin ini disebabkan karena pada hampir semua bela diri terdapat paham agama/isme tertentu yang muncul dari adat/kepercayaan. Beladiri ini adalah beladiri khas muslim yang diwakafkan untuk umat Islam yang mengikuti Al-Quran dan Sunnah.

PERKEMBANGAN DI INDONESIA
Pada masa Sultan Malik Muzafar Syah dari Kerajaan Lamuri yang hidup sekitar abad ke-16 didatangkan pelatih-pelatih beladiri dari Turki Timur yang kemudian disebarkan ke kalangan para bangsawan di Sumatra (dapat dilihat dalam Kisah Raja-raja Lamuri/Raja Pasai).

Pada sekitar abad ke-18 Tuanku Rao dan kawan-kawan mengembangkan ilmu ini ke daerah Tapanuli Selatan dan Minang hingga ke Sumatera bagian Timur dan Riau yang berpusat di Batang Uyun/Merbau. Kemudian, sekitar tahun 1900-an ilmu ini dibawa oleh Tuanku Haji (Hang) Uding yang menyebarkannya ke daerah Betawi dan sekitarnya. Beladiri khas ini pun disebarkan oleh orang-orang Tartar ke pulau Jawa sambil berdagang kain, sedangkan di luar pulau Jawa lainnya ilmu beladiri disebarkan oleh pendekar-pendekar lainnya sampai ke Malaysia dan Thailand (Patani).

Masuknya Thifan ke pulau Jawa ada yang langsung atau tidak langsung. Khususnya di Jawa Barat.
Thifan Po Khan yang untuk khusus untuk pria (Thifan Tsufuk) dan yang khusus untuk wanita (Thifan Puteri Gading) dikembangkan atas bimbingan Ustadz Ad Marzdedeq. Aliran ini muncul karena ketika Thifan masuk ke Indonesia sistem pengajarannya belum baku sebab penyebarannya masih terbatas. Nama "tsufuk diambil dari nama sejenis hewan yang sedang mengintai lawan. Jenis hewan yang mempunyai berat sekitar 9 kg ini hanya hidup di Siberia.
Tsufuk biasanya dipakai untuk bahan topi di daerah dingin

Di Indonesia beladiri ini tidak berafiliasi dengan beladiri lain yang terdaftar di KONI. Dalam tiga kali pertandingan ekshibisi intern, Thifan Po Khan menggunakan peraturan sendiri. Sebenarnya KONI telah menganjurkan agar Thifan berafiliasi dengan salah satu beladiri seperti wushu atau pencak silat.

Karena besarnya animo kaum muslimin untuk mempelajari beladiri Thifan Pokhan, maka aliran Tsufuk membuat sistem pengajaran yang baku, tanpa meninggalkan kaedah-kaedah Thifan Pokhan yang benar. Di Indonesia beladiri ini tidak berafiliasi dengan beladiri lain yang terdaftar di KONI. Dalam tiga kali pertandingan eksebisi intern, Thifan Pokhan menggunakan peraturan sendiri. Sebenarnya KONI telah menganjurkan agar Thifan berafiliasi dengan salah satu beladiri seperti wushu atau pencak silat. Namun karena alasan tekniknya berbeda dengan beladiri lain dan melihat sejarahnya yang cukup tua, maka hingga sekarang Thifan Pokhan masih berdiri sendiri. Untuk murid perempuan, berbeda dengan olahraga beladiri lainnya, dalam latihan kelompok perempuan senantiasa terpisah dengan kelompok laki-laki (waktu latihan berbeda), bahkan diusahakan pelatihnya pun dari yang sejenis. Gerakan-gerakan dan jurus-jurus antar dua kelompok ini juga berbeda, untuk kalangan perempuan lebih halus, disesuaikan dengan fitrah kewanitaannya.

0 komentar:

Posting Komentar